Terbaru

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Konsep Pendampingan

Pelatihan Pendamping Diklat UMKM NTB
Pendampingan merupakan alat pemberdayaan yang dianggap ampuh dan efektif dalam membantu seseorang atau lembaga/organisasi dalam mewujudkan cita-citanya. Pendampingan merupakan kerjasama antara dua pihak (Pendamping dan klien) yang didasarkan pada sikap saling percaya dan menghormati.
Yang dimaksud dengan pendampingan Koperasi dan UMKM adalah kegiatan penguatan organisasi, kelembagaan dan usaha oleh Pendamping terhadap pelaku Koperasi dan UMKM sehingga mampu  meningkatkan produktifitas dan daya saing Koperasi dan UMKM sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar (naik kelas atau scalling up). Pendamping Koperasi dan UMKM adalah Tenaga terlatih yang bertugas melakukan penguatan terhadap Pelaku Koperasi dan UMKM dalam mengatasi permasalahannya, dengan prioritas sasasaran alumni diklat Koperasi dan UMKM.

Pendampingan merupakan strategi yang umum yang dilakukan oleh lembaga baik instansi pemerintah, swasta maupun LSM untuk  mendukung kesuksesan program. Pada kementerian Koperasi dan UKM,  kita mengenal beberapa program yang hampir sama dengan program Pendampingan, seperti; Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL), BDS, dan Konsultan PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu). Jika dicermati fungsi dan peran PLUT maupun PPKL pada prinsipnya tidak berbeda jauh dengan peran Pendamping. Konsultan pendamping  PLUT merupakan Tenaga professional yang kompeten  dibidang  Perkoperasian dan Kewirausahaan serta terampil  dalam melakukan mediasi, fasilitasi, advokasi, dan edukasi terhadap pembinaan dan pengembangan KUMKM.  Kegiatan Pendampingan merupakan penyebarluasan informasi dan pemahaman perkoperasian dan kewirausahaan, melalui berbagai strategi dan metode guna mewujudkan praktek tata kelola perkoperasian dan UMKM yang profesional, serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi anggota  (pemilik) pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (Prosedur dan Kriteria Konsultan PLUT, 2013).
Penyuluh koperasi adalah seseorang yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan di bidang perkoperasian. Penyuluhan perkoperasian adalah kegiatan penyebarluasan informasi dan pemahaman tentang manajemen professional berdasarkan jati diri koperasi, guna mewujudkan dan mengembangkan koperasi sehingga tercipta praktek perkoperasian yang sesuai dengan nilai dan jatidiri koperasi serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (PPKL, 2012)

DEPSOS RI (2007,h.4) menjelaskan bahwa pendampingan adalah suatu proses relasi sosial antara pendamping dengan korban dalam bentuk pemberian kemudahan (fasilitasi) untuk mengidentifikasi keutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan keputusan sehingga kemandirian korban berkelanjutan dapat diwujudkan.  

Untuk lebih jelasnya, definisi Pendampingan dapat dicermati pada tebel berikut:
Nama
Definisi Pendampingan
Primahendra
(2001, h.5)
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan tenaga pendamping yang berperan sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator
BPKB Jatim
Aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan dan mengontrol
Depsos RI
(2005,h.7)
Proses pembimbingan atau pemberian kesempatan kepada masyarakat miskin yang dilakukan oleh para pendampingan atau fasilitator melalui serangkaian aktivitas yang memungkinkan komunitas tersebut memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam menghadapi permasalahn diseputar kehidupannya
Suherlan
(2004,h.4)
Merujuk pada upaya-upaya memberikan kemudahan, kepada siapa sajaja untuk memecahkan masalah yang dihadapi
Bina Desa
(1991,h.11)
Dipandang sebagai upaya yang dilakukan oleh orang yang secara aktif membangun hubungan perkawanan dengan komunitas marjinal
Laurike & Adi (2004)
Upaya untuk mengintegrasikan kembali penyandang masalah pada institusi-institusinya seperti keluarga, sekolah dan masyarakat
Lentera PKBI Yogyakarta,1997
outreach adalah penjangkauan dan pendampingan untuk mendorong usaha-usaha pemberdayaan dan perubahan perilaku kelompok dampingan
Merati, Program Odha (1997)
Outreach merupakan program penjangkauan masyarakat dengan aktivitas menjangkau, mempengaruhi masyarakat, individu atau teman untuk maksud memberikan informasi, mengajak, merujuk dan sebagainya, secara intensif  tergantung pada situasi dan kondisi  tempat dan orang yang ditemui (siapa dan dimana) dengan harapan adanya suatu perubahan yang diarahkan kearah yang positif (pengetahuan, sikap dan keterampilan)    
Sumber: Albertina Nasri Lobo, Proses Pendampingan, Fisip UI, 2008

1.   Fungsi, Peran dan Tugas Pendamping
Peran dan Tugas Pendamping Koperasi dan UMKM, meliputi:
a)    Melakukan observasi awal atau penjajakan kebutuhan pendampingan, dimaksudkan untuk mengetahui keadaan rill klien dan lingkungannya. Hasil observasi menjadi masukan yang berharga untuk menyusun materi pendampingan. Observasi awal menjadi momentum membangun komunikasi yang baik sehingga proses pendampingan berjalan tampa resistensi.
b)   Melakukan tugas-tugas pendampingan, seperti: membimbing, mengoreksi, menasehati, memediasi, mengadvokasi, menfasilitasi, mengedukasi dan mensupervisi pelaku Koperasi dan UMKM agar tumbuh menjadi pelaku usaha yang produktif dan berdaya saing



c)    Bersama dengan Klien, melakukan evaluasi dan refleksi atas proses pendampingan, terutama mengungkapkan kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan masukan dan rencana tindak lanjut kegiatan pendampingan
d)   Menyusun laporan kegiatan pendampingan, mulai dải tajapan persiapan sampai akhir kegiatan pendampingan
Tanggung jawab seorang pendamping ketika melakukan pendampingan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan pendamping terhadap fungsi pelaksanaan pendampingan, dimana, kapan, untuk apa,  dan untuk siapa  pendampingan dilakukan.  Tụjuan, dan fungsi pendampingan amat tergantung pada kontek permasalahan yang dihadapi oleh klien. Sebagai perkuatan tentang pemahaman peran dan tugas Pendamping, dibawah ini akan diuraikan beberapa pendapat tentang peran pendampingan.

Mengutip beberapa sumber dalam  Albertina Nasri Lobo, Proses Pendampingan, Fisip UI, 2008), fungsi pendampingan, meliputi:
1) Menurut Wiryasaputra, fungsi pendampingan, meliputi:
a)    Fungsi Penyembuhan (healing); Fungsi ini dipakai untuk  membantu orang yang Ä‘idampingi menghilangkan gejala-gejala  yang disfungsional, mengembalikan menjadi normal kembali seperti semula
b)   Fungsi Membimbing (guiding); Fungsi ini dipakai untuk membantu klien membimbing proses pengambilan keputusan
c)    Fungsi Menopang (sustaining): Fungsi dipakai bila klien tidak mungkin kembali kekondisi semula. Fungsi menopang digunakan sebagaimana adanya kemudian diatas kaki sendiri  dalam keadaan baru, bertumbuh secara penuh dan utuh
d)   Fungsi memperbaiki hubungan (renconcilin): Fungsi ini dipakai untuk membantu klien  jika mengalami konflik batin dengan pihak lain yang mengakibatkan putus dan rusaknya hubungan
e)    Fungsi membebaskan (liberating, empowering, capacity building): Fungsi ini dapat juga disebut sebagai membebaskan  (liberating) atau memampukan (empowering) atau memperkuat (capacity building

2) Menurut Suharto: fungsi pendampingan, meliputi:
a) Pemungkinan (enabling) atau fasilitasi: Merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat, seperti; menjadi model , melakukan mediasi dan negosiaasi, membangun consensus bersama
b) Penguatan (empowering): Fungsi ini berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas masyarakat (capacity building) Bertindak sebagai agen yang memberikan masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta bertugas untuk  membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan  
c) Perlindungan (protection): Berkaitan dengan interaksi antar pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nâm dan demi kepentingan masyarakat dampingannya. Dalam kaitan dengan fungsi ini seorang pendamping bertugas mencari sumber-sumber melakukan pembelaan, menggunakan media. Meningkatkan hubungan masyarakat dan membangun jaringan kerja, sebagai konsultan
b) Mendukungn (supporting): Mengacu pada applikasi keteramp[ilan yang bersifat praktis yang mendukun gperubahan positif pada masyarakat. Dalam hal ini pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi manajer perubahan yang mengorganisasi kelompok, melainkan mampu melaksanakan tugas-tugas teknis  sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti: analisis sosial,  mengelola dinamika, kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi dan mencari serta mengatur sumber dana
3) Menurut Suharto: fungsi pendampingan, meliputi:
a) Penjangkauan (outreach): Kegiatan menjangkau dampingan ditempat dimana mereka tinggal dan melakukan kegiatan. Dapat berbentuk pemetaan dan pendampingan
b) Membangun kepercayaan dan trust building: Kegiatan membangun komunikasi  yang efektif, membangun kepercayaan  dan mempererat hubungan sosial
c) Intervensi Program: Mengusahakan keterlibatan masyarakat umum dalam upaya mengurangi permasalahan dampingan
d) Meningkatkan partisipasi masyarakat: Mengusahakan keterlibatan masyarakat umum dalam upaya mengurangi permasalahan dampingan
e) Advocacy: Merubah kebijakan yang merugikan dampingan, melakukan pendekatan kesistem sumber pada lingkungan sosial, dan mendampingi dampingan dalam kasus hukum
f) Administrasi, Pembuatan laporan dan Data Base: Melakukan kegiatan administrative, seperti mengikuti rapat bersama lembaga pemberi pelayanan public untuk membuka akese pelayanan bagi dampingan

4) Menurut Suharto: fungsi pendampingan, meliputi:
a) Makelar Kasus: Mengidentifikasi kebutuhan pendampingan, mengatasi masalah yang dihadapi
b) Pendamping (Facilitator and assistance): Memberikan kemudahan klien  dengan cẩra menyediakan atau memberikan kesempatan dan fasilitas yang diperlukan klien untuk mengatasi permasalahannya
c) Mediator: Memberikan dukungan bagi upaya pencapaian tujuan dan tingkat kesejahteraan yang diinginkan oleh kedua belah pihak
d) Pialang Sosial: Berupaya untuk menghubungkan klien yang membutuhkan pelayanan dengan sumber-sumber yang menyediakan pelayanan yang dibutuhkan oleh klien
e) Pembela (advocator): Berusaha untuk memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap hak-hak klien yang dilanggar oleh pihak lain, agar mampu mendapatkan haknya kembali
f) Penghubung (Liaison): Memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak keluarga mengenai kondisi klien dan kondisi lembaga, agar dapat memberikan pertimbangan yang tepat dalam menentukan tindakan demi kepentingan klien
g) Konselor (counselor): Membantu klien untuk memahami dan menyadarkan akan permasalahan yang dihadapinya
h) Pemungkinan (enable): Membantu klien untuk menemukan kekuatan dan sumber dalam diri klien agar menghasilkan perubahan yang dibutuhkan atau umtuk mencapai tujuan yang diinginkan
i)  Supervisor; Berfungsi administratif; Menjaga kelangsungan, memperbaiki pelaksanaan tugas dan memperhatikan kemajuan masalah yang dihadapi klien dan membuka kesesempatan konsultasi

j)   Pendidik: Merancang dan menyelenggarakan kegiatan pengubahan sikap dan perilaku masyarakat

Pelatihan Pendamping Diklat UMKM NTB Pendampingan merupakan alat pemberdayaan yang dianggap ampuh dan efektif dalam membantu seseorang...

Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja

Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja
1.   Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpastisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai
2.   Prinsip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas.
3.   Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan mempunyai andil dalam  pencapaian tujuan. 
4.   Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya
5.   Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai   bawahan

Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. (Jhonson,1984).
Study motivasi oleh David McClelland (1961), mengemukan terdapat tiga macam kebutuhan manusia, yaitu  Need for Achievement (kebutuhan berprestasi), Need for Affiliation (kebutuhan berafiliasi), dan Need For Power (kebutuhan berkuasa).
Kebutuhan ini merupakan ”virus mental”yang menentukan tingkat produktifitas seseorang. Virus mental merupakan kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Motivasi berprestasi, sebagai virus mental bagi para karyawan harus terus dibina dengan cara mengembangkan potensi mereka  melalui lingkungan kerja secara efektif agar terwujud produktifitas perusahaan.
a.    Need for Achievement
Need for Achievement, adalah yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah, atau kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari pada sebelumnya, dan selalu berkinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi
Ciri utama, jenis motivasi ini, adalah:
·         memotivasi diri sendiri,bersaing, mencintai tantangan dan siap menerima resiko
·         kreatif dan inovatif
·         bersibuk diri untuk mencapai karir
·         bertanggung jawab terhadap tindakan yang diambilnya
·         Berpikir dan berjuang terus demi prestasi yang dicita-citakan



b.   Need for Affiliation
Need for Affiliation, adalah kebutuhan untuk berafiliasi, merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang, hasrat untuk diterima orang lain biasanya lebih menyukai persahabatan dibandingkan dengan persaingan. Ciri utamanya:
·         memilih bersama-sama dari pada sendiri
·         pro aktif dalam pergaulan dan senang berinteraksi dengan orang lain melalui kunjungan, telepon, dll
·         lebih berkenan hubungan antar pribadi  dari pada hubungan tugas atau pekerjaan
·         selalu kooperatif dan senang kerja berkelompok

c.    Need For Power
Need For Power, adalah yaitu kebutuhan untuk berkuasa yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memilki pengaruh  terhadap orang lain. Ciri utama :
·         senang bersaing, dan cenderung mendominasi
·         berorientasi pada status dan cenderung ingin mempengaruhi orang lain
·         menjadi seorang yang aktif dalam organisasi politik
·         mengendalikan dan mengawasi orang lain
·         proaktif, memberikan bantuan tanpa diminta

Karakteristik Motivasi Berprestasi Tinggi
  • memiliki tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi
  • berani mengambil dan memikul resiko
  • memiliki tujuan yang realistik
  • memiliki rencana kerja yang menyeluruh
  • berjuang untuk merealisasikan tujuan
  • memanfaatkan umpan balik yang kongret 
  • mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan
  • menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan
  • melakukan sesuatu yang sangat berarti
  • berkeinginan untuk menjadi ornag yng terkenal
  • melakukan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain
  • melakukan sesuatu yang sukar dengan hasil yang memuaskan

Karakteristik Motivasi Berprestasi Rendah
  • Kurang memiliki tanggungjawab pribadi’
  • Memiliki program tetapi kurang realistik
  • Bersikap apatis dan tidak percaya diri
  • Ragu-ragu dalam mengambil keputusan
  • Tindakan kurang terarah pada tujuan




Prinsip-prinsip dalam Motivasi Kerja 1.    Prinsip partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut b...

MOTIVASI BERPRESTASI

Oleh : Enung Nugrahati _Pelatiahan Peningkatan Kapasitas SDM di Mataram 
Pengertian Motivasi
1.       Abraham Sperling, mengemukakan bahwa motif adalah kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.  Sedangkan oleh William J. Stanton, motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas.
2.       Oleh Fillmore H. Stanford, mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu
3.       Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkung kerja

Berdasar pada pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam siri seseorang yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi dapat diartikan:
1.       Kondisi dalam diri yang membangkitkan/merangsang munculnya tindakan seseorang
2.       Merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya, karena itu terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi antara satu individu dengan individu lainnya walapun pada suatu situasi yang sama.
3.       Sumber energi, karena bisa meningkatkan daya (eneregi) dan bersifat mengarahkan, misalnya; jika seseorang merasa lemah , tidak ada lagi semangat hidup, maka dia memerlukan sumber energi tersebut. Dia memerlukan sesuatu yang bisa mendorong semangat kembali, agar bisa segera “bangkit”. Bahkan, seseorang yang sudah melangkah maju, tetapi ingin menambah hasrat dan kebutuhannya berarti juga harus menambah motivasinya

Tingkatan Motivasi
1.       Motivasi yang pertama, didasarkan atas ketakutan (fear motivation). dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, orang tidak bolos karena takut di phk, orang giat belajar karena takut tidak lulus dll.
2.       Motivasi kedua, didasarkan karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
3.       Motivasi yang ketiga didasarkan atas dorongan kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya.
Teori Motivasi
Study tentang Motivasi banyak dikaji oleh beberapa ahli, dan melahirkan beberapa teori seperti teori Maslow,  Teori ERG (existence, relateness, growth) dari Alderfer, Teori insting, Teori drive, dll. Namun yang paling populer adalah dikemukakan oleh Abraham H. Maslow (1943), yaitu yaitu teori Kebutuhan/Kepentingan.
Terori Maslow didasarkan pada batasan sebagai berikut:
1.       Kebutuhan manusia disusun dalam suatu hirarki kebutuhan dan kepentingan
2.       Manusia mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang tidak putus-putusnya
3.       Sesekali suatu kebutuhan dapat dipenuhi dengan agak baik, maka selanjutnya didorong oleh ketidakpuasan yang lebih  tinggi berikutnya
4.       Kebutuhan itu adalah saling tergantung dan saling melengkapi

Motivasi kerja tidak semata didasarkan pada nilai uang yang diperoleh (monetary value), tetapi ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja, dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk belajar dan mengembangkan dirinya. sehingga akhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).

Hirarki kebutuhan, menurut Abraham H. Maslow :
1.       Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisologis adalah kebutuhan untuk mendukung kehidupan, seperti; air, makanan, udara, tidur, seksual, dll. Karyawan yang masih berada dalam tahap kebutuhan fisiologis atau kebutuhan tingkat dasar ditandai dengan pemenuhan kebutuhan pangan yang ala kadarnya, tidak mengenal istilah empat sehat lima sempurna. Begitupun dalam pemenuhan kebutuhan pakaian dan perumahan baru  cukup sekedar pemenuhan penutup tubuh saja, begitupun untuk perumahan sekedar untuk melindungi diri dari panas, dingin atau untuk memenuhi kebutuhan istirahat.

2.       Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan adalah harapan bagi perlindungan terhadap bahaya, ancaman, dan semacamnya. Apabila kebutuhan level pertama sudah terpenuhi, maka motivasi manusia akan pindah kepada suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan level ke dua, yaitu rasa aman. Konsep rasa aman ini tidak bisa kita artikan secara sempit saja, yaitu keamanan dari aspek fisik saja tetapi sudah mencakup kepada kebutuhan yang lebih luas, yaitu rasa aman atas pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan sehingga penghasilan sudah bersifat teratur dan menjamin keamanan dihari tua.





3.       Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Sosial, adalah  kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, seperti; kasih saying, persahabatan, asosiasi, dll. Kalau kebutuhan keamanan secara relative terpenuhi, maka kebutuhan social menjadi motivasi utama bagi tingkah laku manusia

4.       Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan Penghargaan, adalah kebutuhan yang berhubungan dengan status, pengakuan, apresiasi, dan prestise, seperti; kepercayaan diri, kehormatan, kompetensi, prestasi, kebebasan dan kemerdekaan. Pemenuhan kebutuhan penghargaan akan membimbing  pada perasaan berharga, kapabilitas, dan kekuatan.

5.       Kebutuhan untuk menaktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menggunakan atau merealisasikan kemampuan, skill, potensi, misalnya memberikan ide, kritik dan penilaian terhadap sesuatu. Aktualisasi diri ini bisa diwujudkan dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, kagamaan, hoby, dll

Fakatir faktor yang mempengaruhi Motivasi
1.       Kepentingan, kebutuhan, keinginan dan kehendak setiap orang berbeda
2.       Keunikan Biologis, psykologis, sejarah dan pengalaman hidup
3.       Kepribadian, tingkat emosi dan  kecerdasan
4.       Kemauan, kemempuan dan kreatifitas
5.       Karakterisistik tempat kerja (perusahaan)

Menjaga dan Meningkatkan Motivasi Kerja
1.       Menjaga faktor-faktor kepuasan, seperti:
a. Kondisi kerja
b. Kebijakan perusahaan
c. Jaminan pekerjaan
d. Gaji dan tunjangan
e. Hubungan sosial
f.  Supervisi
g. Visi, misi, budaya kerja yang jelas
h. lingkungan kerja yang mendukung
i.   Sistem kondusif

2.       Meningkatkan dorongan kerja, seperti; kesempatan berprestasi, penghargaan, pengakuan, jenjang karir, dan tanggung jawab

3.       Meningkatkan iklim kerja yang positif  seperti:
a.       Memperjelas pembagian kerja, tujuan dan sasaran pekerjaan
b.       tahu bagaimana harus melakukan pekerjaannya
c.       mendapatkan lingkungan kerja yang suportif, bebas dari gangguan kontra-produktif dan sistem bermasalah
d.       memperoleh konsekuensi yang sepadan untuk pekerjaan yang dilakukannya
e.       diberikan umpan-balik berkala yang akurat tentang performance-nya

4.       Membangkitkan motivasi dari dalam
Kita sebagai pemimpin perlu berbagi dengan tim kita untuk secara bersama melihat visi secara jelas dan mengapa kita melakukannya. Motivasi yang benar akan tumbuh dengan sendirinya ketika melihat visi yang jauh lebih besar dari sekadar pencapaian target. Sehingga setiap orang dalam organisasi kita dapat bekerja dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam dirinya.

5.       Lakukan  komunikasi persuasif
a.       Berikan pujian yang tulus
Berikanlah pujian secara efektif dengan kalimat positif, jangan hanya mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan berikan penghargaan yang jujur dan tulus.
b.       Berikan teguran yang tepat
Kritik atau teguran yang tepat  justru diperlukan untuk membangun tim kerja yang  kokoh dan handal. Pakailah cara yang tepat saat menegur karena teguran yang tepat akan menjadi motivasi dan menimbulkan reaksi yang positif.

c.       Sampaikan dengan metode ”AIDDAS”, meliputi:
A   =     Attention (perhatian)
I     =    Interest (minat)
D   =     Desire (hasrat)
D   =     Decision (keputusan)
A   =     Action (aksi/tindakan)
S   =   Satisfaction (kepuasan)

d.       Dalam komunikasi hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         pikiran positif; sapa dan Puji keberhasilan orang lain, akui kontribusi mereka 
·         Kegembiraan; tunjukan senyum sebagai tanda kegembiraan anda atas keberhasilan, dan senantiasa bangun suasan gembira
·         Merasa Penting; tanya ide orang lain, dengarkan, hargai bila anda menggunakan  idenya
·         Sukses; buat tujuan yang jelas, SMART dan diakui oleh semua

bersambung



Oleh : Enung Nugrahati _Pelatiahan Peningkatan Kapasitas SDM di Mataram  Pengertian Motivasi 1.        Abraham Sperling, mengemukaka...


Top